JAKARTA - Gelombang tuntutan agar Komite Disiplin (Komdis) PSSI mencabut sanksi terhadap winger Malut United, Yakob Sayuri, terus membesar. Direktur Eksekutif Nasional Institut, Riyanda Barmawi, menjadi salah satu pihak yang mengecam keras keputusan tersebut. Ia menilai pemberian sanksi itu tidak hanya keliru, tetapi juga mencederai nilai kemanusiaan dan martabat atlet.
“Menjatuhkan sanksi kepada Yakob Sayuri sungguh menyayat hati kami sebagai pecinta sepak bola Indonesia yang menjunjung tinggi sportivitas dan hak asasi manusia,” ujar Riyanda.
Riyanda menegaskan bahwa tindakan rasis yang diterima Yakob merupakan pelanggaran serius. Menurutnya, ucapan bernada rasial yang dilontarkan pelaku adalah bentuk provokasi tidak beradab yang merendahkan harkat manusia.
“Ini persoalan kemanusiaan dan kesetaraan. Ucapan ‘monyet’ yang ditujukan kepada Yakob Sayuri adalah pelanggaran HAM berat,” tambahnya.
Ia menyerukan agar negara hadir memberikan perlindungan penuh kepada korban rasisme. “Ini tidak hanya soal Yakob Sayuri, tetapi tentang masa depan kemanusiaan masyarakat dari wilayah timur Indonesia yang kerap menjadi sasaran diskriminasi,”tegasnya.
Riyanda juga menyoroti sikap PSSI yang justru menjatuhkan sanksi kepada korban. Ia menilai keputusan itu mencoreng komitmen pemberantasan rasisme di sepak bola nasional. Bahkan, ia menyebut Ketua Umum PSSI Erick Thohir layak mundur bila sanksi tidak dicabut.
“Cabut segera sanksi Komdis PSSI terhadap Yakob Sayuri. Jika tidak, Erick Thohir patut mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PSSI,” tandasnya.
Pernyataan keras itu muncul setelah insiden rasisme yang kembali menimpa Yakob dalam laga Persita Tangerang kontra Malut United di Stadion Indomilk Arena, 23 November lalu. Kejadian bermula ketika seorang pria tanpa identitas resmi memasuki area steril yang seharusnya hanya diperuntukkan bagi pemain dan ofisial.
Meski mengaku sebagai wartawan, pria tersebut tidak menunjukkan kartu identitas dan justru bersikap provokatif dengan merekam, membuat catatan, hingga melontarkan kalimat yang memancing emosi. Ketika Yakob menegurnya, pria itu malah membalas dengan ujaran rasis.
Alih-alih melindungi korban, Komdis PSSI justru memberikan sanksi kepada Yakob Sayuri, keputusan yang kini menuai kritik luas dari berbagai kalangan.(*)